Salam alaika Ya rasulullah... Salam Alaikum ya Akhi..
ana kagum dengan kerajinan antum membangun blog ini, semoga amal antum diterima Allah swt
namun ada yg sedikit mengganjal dari artikel antum ini.. yaitu pada : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pada suatu malam keluar dan solat di masjid, kemudian orang-orang pun mengikuti solat bersamanya, dan keesokan harinya mereka membincangkan tentang solat tersebut.
yang dimaksud diatas ini Rasulullah saw, sedang sholat Fardhu atau qiyamul lail?
dan: “Amma ba’du, sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam, namun aku bimbang jika aku keluar melaksanakannya bersama kalian, solat (terawih) tersebut akan diwajibkan ke atas kalian, sehingga kalian tidak mampu mengerjakannya”
apakah maksud perkataan Rasulullah tsb diatas?
dan :
, “Aku pernah keluar bersama Umar bin al-Khaththab ra. suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid, ketika itu manusia berkelompok-kelompok ada yang solat sendirian dan ada yang berjama’ah, maka Umar berkata, “Aku berpendapat sekiranya mereka dikumpulkan dengan satu imam, niscaya akan lebih baik”. Kemudian beliau mengumpulkan mereka dalam satu jama’ah dengan imam (dipimpin) oleh Ubay bin Ka’ab. Setelah itu aku keluar bersama imam mereka. Umar pun berkata, “Sungguh ini adalah sebaik-baik pembaharuan (yang pertama kali wujud pada masa Umar – ed.),
dengan isyarah sejarah, bahwa Rasulullah tidak memerintahkan sholat sunnah di masjid secara berjamaah, sehingga Rasulullah melaksanakan sholat sunnahnya di rumah.
dimasa kepemimpinan abu bakar, adakah sholat tarawih?
kalau yang memerintahkan sholat tarawih ini berdasarkan karena ijtihad Umar, lalu apakah Rasulullah akan diam saja ketika umpama Rasulullah ada?
berarti tarawih ini, sunnah Umar?
bukankah Rasulullah memerintahkan sholat dirumah?
afwan wa sukron, ana tunggu jawabannya di fs/email: pencoet@yahoo.com
Jawaban berkenaan persoalan Saudara telah pun ada di dalam artikel tersebut.
1 - Solat malam, di bulan ramadhan. Keadaan ini berlaku di dalam bulan Ramadhan. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wafat, solat terawih tetap seperti itu.”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
2 - Ia bukanlah sunnah Umar radhiyallahu 'anhu semata, tetapi juga sunnahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebagaimana yg dijelaskan dan difahami oleh para salaf.
Sekiranya ia adalah sunnah umar dan berdasarkan kefahaman umar berseorangan, sudah tentu sahabat2 yg lain akan membantah atau mengingkari perbuatan/cadangan umar tersebut. Namun, hakikatnya tidak.
Malah dalam salah satu hadis yg dibawakan tersebut juga memberi indikasi bahawa sebelum umar memerintahkan berjemaah di bawah satu imam (ubai bin Ka'ab & Tamim ad-Dari), masyarakat pada masa itu sudah pun melaksanakannya secara berjama'ah mahu pun individu. Namun, dengan kelompok-kelompok yg banyak dan kemudiannya umar menyatukan kelompok2 tersebut menjadi satu di bawah 1 imam.
Sebarang pertanyaan/kemusykilan/komen/kritikan/cadangan boleh-lah ditulis terus ke ruangan komen ini, atau dihantar secara personal ke alamat e-mail ini, dimensi83@hotmail.com. Terima kasih kerana membaca.
Salam alaika Ya rasulullah...
BalasPadamSalam Alaikum ya Akhi..
ana kagum dengan kerajinan antum membangun blog ini, semoga amal antum diterima Allah swt
namun ada yg sedikit mengganjal dari artikel antum ini..
yaitu pada :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pada suatu malam keluar dan solat di masjid, kemudian orang-orang pun mengikuti solat bersamanya, dan keesokan harinya mereka membincangkan tentang solat tersebut.
yang dimaksud diatas ini Rasulullah saw, sedang sholat Fardhu atau qiyamul lail?
dan:
“Amma ba’du, sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam, namun aku bimbang jika aku keluar melaksanakannya bersama kalian, solat (terawih) tersebut akan diwajibkan ke atas kalian, sehingga kalian tidak mampu mengerjakannya”
apakah maksud perkataan Rasulullah tsb diatas?
dan :
, “Aku pernah keluar bersama Umar bin al-Khaththab ra. suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid, ketika itu manusia berkelompok-kelompok ada yang solat sendirian dan ada yang berjama’ah, maka Umar berkata, “Aku berpendapat sekiranya mereka dikumpulkan dengan satu imam, niscaya akan lebih baik”. Kemudian beliau mengumpulkan mereka dalam satu jama’ah dengan imam (dipimpin) oleh Ubay bin Ka’ab. Setelah itu aku keluar bersama imam mereka. Umar pun berkata, “Sungguh ini adalah sebaik-baik pembaharuan (yang pertama kali wujud pada masa Umar – ed.),
dengan isyarah sejarah, bahwa Rasulullah tidak memerintahkan sholat sunnah di masjid secara berjamaah, sehingga Rasulullah melaksanakan sholat sunnahnya di rumah.
dimasa kepemimpinan abu bakar, adakah sholat tarawih?
kalau yang memerintahkan sholat tarawih ini berdasarkan karena ijtihad Umar, lalu apakah Rasulullah akan diam saja ketika umpama Rasulullah ada?
berarti tarawih ini, sunnah Umar?
bukankah Rasulullah memerintahkan sholat dirumah?
afwan wa sukron, ana tunggu jawabannya di fs/email: pencoet@yahoo.com
wassalam
Wa 'alaikumussalam...,
BalasPadamJawaban berkenaan persoalan Saudara telah pun ada di dalam artikel tersebut.
1 - Solat malam, di bulan ramadhan. Keadaan ini berlaku di dalam bulan Ramadhan. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wafat, solat terawih tetap seperti itu.”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)
2 - Ia bukanlah sunnah Umar radhiyallahu 'anhu semata, tetapi juga sunnahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebagaimana yg dijelaskan dan difahami oleh para salaf.
Sekiranya ia adalah sunnah umar dan berdasarkan kefahaman umar berseorangan, sudah tentu sahabat2 yg lain akan membantah atau mengingkari perbuatan/cadangan umar tersebut. Namun, hakikatnya tidak.
Malah dalam salah satu hadis yg dibawakan tersebut juga memberi indikasi bahawa sebelum umar memerintahkan berjemaah di bawah satu imam (ubai bin Ka'ab & Tamim ad-Dari), masyarakat pada masa itu sudah pun melaksanakannya secara berjama'ah mahu pun individu. Namun, dengan kelompok-kelompok yg banyak dan kemudiannya umar menyatukan kelompok2 tersebut menjadi satu di bawah 1 imam.
Wallahu a'lam.