Puasa adalah perisai. Oleh itu, janganlah seseorang mengerjakan rafath (perkataan yang keji) dan berbuat sesuatu perkata yang jahil (menyalahi hukum. Jika seseorang itu diperangi atau dicaci, dia hendaklah berkata: “Sesungguhnya aku sedang berpuasa" (Nabi menyebutnya dua kali). (Hadis Riwayat Bukhari, kitab as-Shaum, no. 1894)
Sesiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan melakukan perbuatan itu terus-menerus, dan melakukan perbuatan itu itu terus-menerus, Allah langsung tidak berhajat (memandang) perbuatannya yang meninggalkan makan dan minum (puasa). (Hadis Riwayat Bukhari, Kitab as-Shaum, no. 1903)
- http://fiqh-sunnah.blogspot.com
Tiada ulasan:
Catat Ulasan