Imam asy-Syafi'i rahimahullah (Wafat: 204H) menegaskan, “Tidak ada seorang pun melainkan ia wajib bermazhab dengan sunnah Rasulullah dan mengikutinya. Apa jua yang aku ucapkan atau tetapkan tentang sesuatu perkara (ushul), sedangkan ucapanku itu bertentangan dengan sunnah Rasulullah, maka yang diambil adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Dan demikianlah ucapanku (dengan mengikuti sabda Rasulullah).” (Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam I’lam al-Muwaqq’in, 2/286)
__________________________________________________________________________________

| Nawawi | Aqeedah | Fiqh | Anti Syirik | Galeri Buku | Galeri MP3 | U-VideOo |
__________________________________________________________________________________

Sabtu, 7 Julai 2007

TOPIC 012 - WAKTU SAHUR DAN IMSAK MENURUT PERTIMBANGAN AS-SUNNAH

Kandungan artikel telah dikemaskini dan dipindahkan ke website baru kami di link berikut, http://www.ilmusunnah.com/126-sahur-itu-penuh-barakah/

Maaf atas segala kesulitan.

6 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

salam..terima kasih atas pencerahan topik 012, tp saya ad juga baca dari blog lain yang mendakwa kebanyakan hadis y diguna pakai dalam topik 012 ini sebahagiannya tidak sahih, malah ada (kalau xclap saya) yang dhoif dan munkar

sila rujuk blog ini untuk pembacaan lanjut: http://ansarul-hadis.blogspot.com/2011/07/penjelasan-status-hadith-fiqh-sahur.html

semoga kita diberi petunjuk oleh Allah Amin..

Nawawi Bin Subandi berkata...

Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

إِذَا سَمِعَ أَحَدُكُمُ النِّدَاءَ وَالْإِنَاءُ عَلَى يَدِهِ، فَلَا يَضَعْهُ حَتَّى يَقْضِيَ حَاجَتَهُ مِنْهُ

“Apabila salah seorang di antara kamu mendengar panggilan (azan subuh) sedangkan bekas (minuman) masih ada di tangannya, maka janganlah ia meletakkannya sehingga ia menyelesaikan hajat darinya (menghabiskan minum).” (Hadis Riwayat Ahmad, 16/368, no. 10629. Abu Dawud, Kitab ash-Shaum, 6/297, no. 2003. Al-Hakim, al-Mustadrak, 1/320, no. 729. Al-Baihaqi, 4/218, no. 7809. Dinilai sahih oleh al-Hakim, adz-Dzahabi, dan al-Albani. Hasan oleh al-Wadi’i dan al-Arnauth. Lihat: al-Albani, as-Silsilah ash-Shahihah, 3/381. Muqbil B. Hadi al-Wadi’i, al-Jaami’ ash-Shahih mimma Laisa fii Shahihain, 2/373-374. An-Nawawi turut memperakui kesahihannya dalam al-Majmu’ Syarah al-Muhadzdzab, 6/312)

Syaikh Muqbil B. Hadi al-Wadi’i rahimahullah meletakkan hadis ini dalam bab:

“Mendengar Azan Sementara Bekas (Minuman) Berada Di Tangan Maka Dibolehkan Untuk Minum Darinya.” (Rujuk: al-Jaami’ ash-Shahih mimma Laisa fii Shahihain. m/s. 373)

Salah seorang perawi hadis ini, ‘Ammar B. Abi ‘Ammar (perawi Abu Hurairah) menyatakan:

وَكَانَ الْمُؤَذِّنُ يُؤَذِّنُ إِذَا بَزَغَ الْفَجْرُ

“Bahawasanya mereka mengumandangkan azan setelah terbit fajar.” (Hadis Riwayat Ahmad, 16/368, no. 10630. Dinilai sahih oleh al-Albani dan al-Arnauth)

Untuk penjelasan lanjut, sila ke pautan berikut ini, http://fiqh-sunnah.blogspot.com/2008/09/126-waktu-paling-afdhal-untuk-bersahur.html

Tanpa Nama berkata...

alhamdulillah, saya telah mendapat ilmu hasil usaha saudara :)

sanji berkata...
Ulasan ini telah dialihkan keluar oleh pengarang.
sanji berkata...

kesesatan yang melampau... hahahaha... wahabi!

hukum puasa berkata...

seharusnya saling menghormati meskipun berbeda pendapat. apalagi beda dalam masalah furu'. selamat puasa