Imam asy-Syafi'i rahimahullah (Wafat: 204H) menegaskan, “Tidak ada seorang pun melainkan ia wajib bermazhab dengan sunnah Rasulullah dan mengikutinya. Apa jua yang aku ucapkan atau tetapkan tentang sesuatu perkara (ushul), sedangkan ucapanku itu bertentangan dengan sunnah Rasulullah, maka yang diambil adalah sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Dan demikianlah ucapanku (dengan mengikuti sabda Rasulullah).” (Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam I’lam al-Muwaqq’in, 2/286)
__________________________________________________________________________________

| Nawawi | Aqeedah | Fiqh | Anti Syirik | Galeri Buku | Galeri MP3 | U-VideOo |
__________________________________________________________________________________

Jumaat, 19 September 2008

127 - MELAKSANAKAN TARAWIH DI MALAM-MALAM RAMADHAN

Kandungan artikel ini telah dikemaskini dan dipindahkan ke website baru kami di link berikut, http://www.ilmusunnah.com/184-mengimbau-tarawih-rasulullah/

Maaf atas segala kesulitan.

2 ulasan:

Tanpa Nama berkata...

Salam alaika Ya rasulullah...
Salam Alaikum ya Akhi..

ana kagum dengan kerajinan antum membangun blog ini, semoga amal antum diterima Allah swt

namun ada yg sedikit mengganjal dari artikel antum ini..
yaitu pada :
“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah pada suatu malam keluar dan solat di masjid, kemudian orang-orang pun mengikuti solat bersamanya, dan keesokan harinya mereka membincangkan tentang solat tersebut.

yang dimaksud diatas ini Rasulullah saw, sedang sholat Fardhu atau qiyamul lail?

dan:
“Amma ba’du, sesungguhnya aku mengetahui perbuatan kalian semalam, namun aku bimbang jika aku keluar melaksanakannya bersama kalian, solat (terawih) tersebut akan diwajibkan ke atas kalian, sehingga kalian tidak mampu mengerjakannya”

apakah maksud perkataan Rasulullah tsb diatas?

dan :

, “Aku pernah keluar bersama Umar bin al-Khaththab ra. suatu malam di bulan Ramadhan ke masjid, ketika itu manusia berkelompok-kelompok ada yang solat sendirian dan ada yang berjama’ah, maka Umar berkata, “Aku berpendapat sekiranya mereka dikumpulkan dengan satu imam, niscaya akan lebih baik”. Kemudian beliau mengumpulkan mereka dalam satu jama’ah dengan imam (dipimpin) oleh Ubay bin Ka’ab. Setelah itu aku keluar bersama imam mereka. Umar pun berkata, “Sungguh ini adalah sebaik-baik pembaharuan (yang pertama kali wujud pada masa Umar – ed.),

dengan isyarah sejarah, bahwa Rasulullah tidak memerintahkan sholat sunnah di masjid secara berjamaah, sehingga Rasulullah melaksanakan sholat sunnahnya di rumah.

dimasa kepemimpinan abu bakar, adakah sholat tarawih?

kalau yang memerintahkan sholat tarawih ini berdasarkan karena ijtihad Umar, lalu apakah Rasulullah akan diam saja ketika umpama Rasulullah ada?

berarti tarawih ini, sunnah Umar?

bukankah Rasulullah memerintahkan sholat dirumah?

afwan wa sukron, ana tunggu jawabannya di fs/email: pencoet@yahoo.com

wassalam

Tanpa Nama berkata...

Wa 'alaikumussalam...,

Jawaban berkenaan persoalan Saudara telah pun ada di dalam artikel tersebut.

1 - Solat malam, di bulan ramadhan. Keadaan ini berlaku di dalam bulan Ramadhan. Setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam wafat, solat terawih tetap seperti itu.”.” (Hadis Riwayat al-Bukhari dan Muslim)

2 - Ia bukanlah sunnah Umar radhiyallahu 'anhu semata, tetapi juga sunnahnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam sebagaimana yg dijelaskan dan difahami oleh para salaf.

Sekiranya ia adalah sunnah umar dan berdasarkan kefahaman umar berseorangan, sudah tentu sahabat2 yg lain akan membantah atau mengingkari perbuatan/cadangan umar tersebut. Namun, hakikatnya tidak.

Malah dalam salah satu hadis yg dibawakan tersebut juga memberi indikasi bahawa sebelum umar memerintahkan berjemaah di bawah satu imam (ubai bin Ka'ab & Tamim ad-Dari), masyarakat pada masa itu sudah pun melaksanakannya secara berjama'ah mahu pun individu. Namun, dengan kelompok-kelompok yg banyak dan kemudiannya umar menyatukan kelompok2 tersebut menjadi satu di bawah 1 imam.

Wallahu a'lam.